Dari Kesadaran Advokasi Ke Kesadaran Politik

Saturday 17 March 2018

Dari Kesadaran Advokasi Ke Kesadaran Politik

Dari Kesadaran Advokasi Ke Kesadaran Politik
Melibatkan komunitas marginal atau kaum miskin kota dalam suatu advokasi tidaklah muda. Kemiskinan, diskriminasi dan kesengsaraan melahirkan kelumpuhan dan keputus-asaan. Hal itu juga bisa menyebabkan frustasi dan kemarahan yang bisa menimbulkan permusuhan dan kehilangan harapan. Hal ini didorong oleh kecenderungan masyarakat untuk “menyalahkan” korban” serta kecenderungan “korban” untuk menginternalisasi prasangka sosial tersebut. BACA JUGA: HUKUM PERBURUHAN INDONESIA DI MATA KELAS BURUH

Contohnya, banyak petani tanpa tanah percaya bahwa mereka dikutuk menjadi miskin karena mereka bodoh. Orang lain melihat mereka sebagai orang yang tidak disiplin dan pemalas. Kenyataannya, para petani tersebut seringkali menjalani jam kerja yang sangat panjang dengan upah yang rendah. BACA JUGA:
TOLAK DIUPAH 600 RIBU SEBULAN, BURUH DI PHK OLEH PENGUSHA

Hal serupa terjadi di banyak negara, para perempuan tidak meminta ganti rugi hukum ketika diperkosa karena mereka malu. Masyarakat dan sistem hukum mendorong rasa malu ini dengan menyatakan, “pasti dia sendiri yang memintanya.” Apa yang tampak sebagai kesepakatan sosial mungkin menjadi satu-satunya pilihan ketika orang harus menahan konsekuensi psikologis sebagai subordinasi.

Apa yang harus dilakukan untuk membantu orang mengakui, memahami dan bersikap untuk berbicara tentang ketidak adilan dalam hidup mereka?

organiser yang efektif berpikir secara politis. Mereka berusaha mendapatkan informasi mengenai dunia di sekelilingnya dan terus menerus mempertanyakan mengapa sesuatu terjadi. Pemikiran  politis dimulai dari kesadaran politik.

Berikut beberapa dari sekian banyak elemen pokok kesadaran politik:
  1. Mengetahui mengenai bagaimana sistem ekonomi dan politik berjalan
  2. Pemahaman mengenai sejarah dan kejadian aktual
  3. Kacamata analisa tentang kenapa dan bagaimana ketidak-seimbangan kekuasaan berjalan
  4. Perhatian mengenai bagaimana permasalahan-permasalahan ini merusak potensi dan martabat manusia
  5. Memahami mengenai hak, tanggung jawab serta solidaritas terhadap kelompok yang terpinggirkan
POLITIK merupakan alat sekaligus tujuan advokasi keadilan sosial. Sebagai alat, kesadaran politik memotivasi analisa kritis terhadap dinamika politik di berbagai tingkatan. Sebagai tujuan, pengembangan kesadaran politik memberikan dasar bagi patisipasi rakyat untuk menentukan nasibnya dan arah kebijakan.

Menjadi sadar
politik bisa membantu membongkar keraguan diri yang didesakan oleh subordinasi dan diskriminasi, serta memungkinkan rakyat untuk mengakui kekuatan mereka dan menghubungan dirinya dengan orang lain untuk membicarakan permasalahan bersama.

Membangun Kesadaran Politik : Membahas Teori Dan Praktek Pendidikan Popular/ Rakyat
Banyak orang telah memberi sumbangan pada gagasan kesadaran politik. Tokoh pendidikan Brasil Paulo Freire memiliki pengaruh sangat besar dalam pemahaman kita menganai bagaimana proses pembelajaran bisa menumbuhkan kesadaran akan perubahan sosial.

Freire mengajar baca tulis para pekerja dan petani Brasil di masa represi politik. Di samping pengalaman ini, dia juga mengembangkan metode untuk memelihara kesadaran sebagai langkah pertama yang memungkinkan orang miskin untuk meperjuangkan hak-haknya. Pendekatannya akhirnya dikenal sebagai pendidikan populer. Pengaruh Freire terlihat dalam sebagai metodologi partisipatoris untuk pengajaran, evaluasi, serta perencanaan.


Artikel Yang Salin Berhubungan:
Pengertian, Tujuan Dan Jenis Advokasi
Politik Dan Advokasi 
Strategi Pemberdayaan Dan Pembangunan Konstituensi Dalam Advokasi
Mengidentifikasi Dan Mendefenisikan Masalah Untuk Perencanaan Advokasi 

Friere berbicara tentang empat tahap kesadaran yang berbeda. Gambaran dari analisa dia diambil dari membantu pembelajaran buruh yang sehat / Helping Health Workers Learn, yang menerapkan metodologi pendidikan populer terhadap masalah masalah perawatan kesehatah. Kategori-kategori yang dipakai sederhana, tetapa analisanya mengatakan bahwa kondisi kejiwaan manusia tidak pernah sepenuhnya sama. Deskripsi tersebut membantu kita melihat dimensi kesadaran berbeda yang membentuk pandangan orang mengenai kehidupan meraka.

Menurut Friere, kebodohan dan ketidak-berdayaan orang miskin, termasuk di dalamnya,
perempuan, berakar dari struktrur sosial yang menentukan terjadinya kesenjangan dalam masyrakat kita. Obatnya yaitu perubahan sosial, yang pendidikan menjadi persyaratnya, pendidikan yang memungkinkan rakyat untuk mewakili dirinya sendiri dan menentukkan peranannya dalam masyarakat lama maupun masyarakat baru, serta mengembangkan kapasitasnya  untuk terlibat secara rasional, kritis, dan demokratis dalam kehidupan publik – karena umat manusia secara ensensial merupakan makhluk kreatif, perubahan yang signifikan akan datang dari aksi perubahan mereka sendiri. BACA JUGA: PERMASALAHAN BURUH PEREMPUAN DI TEMPAT KERJA

Strategi Pemberdayaan akar dari rumput memiliki kapasitas untuk memahami isu, mengembangkan keahlian untuk mengertikulasikan alternatif, serta melakukan mobilasi sumber daya untuk menekan ke arah perubahan yang efektif…. Apakah mereka memulainya dari perubahan legislatif ataukah fokus yang lain, mereka selalu memasukan sebuah komponen pendidikan yang bergerak secara progersif (rakyat) dari pembelajaran tentang hak serta ketidak-adilan melalui sebuah pemahaman tentang penyebab status inferior mereka sampai pada penyampaian alternatif mereka serta pengembangan pengorganisasian dan ketrampilan – ketrampilan politik.
Mengenali Dan Mengatasi Masalah Dalam Organisasi 
Membongkar Dan Memperbaiki Patronase Dalam Organisasi 
Galang Kekuatan Buruh, Hadang Pengancam Demokrasi  
Outsourcing Dan Masa Depan Buruh Indonesia 
Tiga Pilar Perjuangan 
Polisi Afrika Itu Berserikat, Beda dengan Polisi Indonesi

0 komentar: